(Kelas X IPA 1 & X IPS 2) Bentuk-bentuk Kritik Seni & Tujuan Kritik dalam Karya Seni Rupa

  السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Sebelum mulai membaca dan memahami materi bapak hari ini, marilah sejenak kita mengucapkan بسم الله الرحمن الرحيم dan berdoa semoga kita semua sehat dan semangat untuk mengikuti proses pembelajaran disetiap harinya dan bapak ingatan juga untuk tidak lupa melaksanakan shalat wajib dan shalat duhanya, semoga kalian selalu istiqomah dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan ibadah dan pembelajarannya. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin...

Materi SBDK Hari ini adalah yaitu belajar memahami tentang Bentuk-bentuk Kritik Seni & Tujuan Kritik dalam Karya Seni RupaAdapun tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa mampu :

1.     Mengidentiikasi jenis, tujuan dan manfaat kritik karya seni rupa;

2.    Mengidentifikasi prosedur dan tata cara kritik karya seni rupa;

3.    Mengidentifikasi dan mendeskripsikan jenis, fungsi, tema, dan nilai estetis karya seni rupa dalam kritik seni rupa;

4.    Membandingkan jenis, fungsi, tema, dan nilai estetis karya seni rupa dalam kritik seni rupa;

5.    Menunjukkan sikap tanggungjawab dalam proses menulis kritik karya seni rupa;

6.    Membuat tulisan kritik karya seni rupa mengenai jenis, fungsi,simbol, dan nilai estetis karya seni rupa berdasarkan hasil pengamatan;

7.    Mengkomunikasikan tulisan karya seni rupa.

 Silahkan pahami materi Bentuk-bentuk Kritik Seni & Tujuan Kritik dalam Karya Seni Rupa di bawah ini dengan seksama …..



Pendekatan Formalistik

Kritik seni formalistik mengasumsikan bahwa kehidupan seni mempunyai dunia sendiri, artinya terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami.

Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah significant form, yakni kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetis bagi pengamat seni.

2. Pendekatan Ekspresivisme

Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia. Kritik seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.

3. Pendekatan Instrumentalistis

Teori seni instrumentalistis menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian.

Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.

Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa kreasi artistik tidak terletak pada kemampuan seniman untuk mengelola material seni atau pun pada masalah internal karya seni.

Fungsi kritik karya seni 

Kritik karya seni rupa memiliki fungsi yang sangat penting dalam dunia seni rupa dan dalam pendidikan seni. Secara ringkas, fungsi kritik karya seni adalah: 

1, Menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa antara pencipta (seniman, artis), karya dan penikmat seni (publik). 

2. Arus komunikasi antara karya yang disajikan ke publik sehingga menghasilkan interaksi keduanya. 

3. Jalan strategis bagi seniman dan penikmat seni untuk berkomunikasi. 

Fungsi kritik seni yang pertama dan utama adalah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta (perupa), karya, dan penikmat seni. 

Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan interaksi timbal balik antara keduanya. 

Bagi perupa, kritik seni berfungsi untuk mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan pada karya seninya. 

Sedangkan bagi apresiator atau penikmat karya seni, kritik seni membantu memahami karya, meningkatkan wawasan dan pengetahuannya terhadap karya seni yang berkualitas. 

Kritik secara lisan maupun tulisan berupaya mengupas, menganalisis serta menciptakan sudut interpretasi karya seni. 

Diharapkan, kritik karya seni rupa memudahkan bagi seniman dan penikmat seni untuk berkomunikasi melalui karya seni. 

Kritikus seni 

Kritikus seni adalah orang yang melakukan kritik terhadap karya seni orang lain atau dirinya sendiri. Seorang kritikus idealnya harus memiliki ketajaman dan sensibilitas indera, pikiran dan perasaan. Ketajaman dan sensibilitas kritikus terintegrasi dalam satu kapasitas reasoning dan creative, jika dilandasi: Keilmuan dan pengetahuan yang relevan Pengalaman memadai dalam dunia pergaulan materi kritik Menguasai media kritik (kebahasaan yang efektif dan komunikatif) Menguasai aplikasi metoda kritik yang optimal

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Kelas X IPS 1 & IPA 2) Contoh Kritik Seni Rupa

(KELAS X) Prinsip Dasar Karya Seni Rupa Dua Dimensi